Ketika
saya kelas 2 SMA saat bulan Ramadhan tiba saya ingin sekali berlibur ke rumah
nenek saya di Bima NTB (Nusa Tenggara Barat) karena dari saya kecil sampai saya
kelas 2 SMA saya belum pernah ke umah nenek saya. Keinginan saya pun akhirnya
terwujud tiket pesawat untuk pemberangkatan pun sudah dipesan namun sayang
jadwal kebrangkatan jatuh pada hari sebelum saya libur sekolah, alhasil saya
harus izin selama 1 minggu tidak masuk sekolah.
Saya
pergi kesana bersama uwa dan nenek saya. Awalnya saya kira saya akan betah di tanah
kelahiran ayah saya itu, tetapi ternyata keadaan disana saya merasa beda dengan
Susana di Jakarta terlebih disana tidak ada ayah sama mamah saya. Baru tinggal
disana selama satu minggu saya sudah rindu sekali dengan keluarga saya yang di
Jakarta. Meskipun disana nenek dan uwa saya sangat memanjakan saya dengan
dimasakin masak-masakan kesukaan saya tapi tetap saja saya merasa beda dengan
di Jakarta.
Akhirnya
saya setelah seminggu saya disana saya langsung menelpon ayah saya untuk
dipesankan tiket untuk pulang ke Jakarta. Ayah saya kaget karena awalnya
rencana saya, saya ingin lebaran disana tapi lebaran masih kurang 1 minggu saya
sudah minta pulang ke Jakarta. Akhirnya ayah sempat kesal dengan saya karena
dianggap saya plin-plan, dan karena juga tiket pesawat untuk pulang ke Jakarta
sudah dipesan untuk tanggal setelah lebaran.
Karena
ayah saya marah saya takut untuk minta beliin tiket lagi akhirnya saya nekat
ngasih uang jajan saya yang dikasih oleh ayah, mamah, dan nenek saya dibandara
untuk bekal saya selama di Bima untuk membeli tiket bus travel tujuan Jakarta.
Awalnya uwa saya tidak setuju karena takut ayah saya marah. Tapi setelah saya
bujuk dan nangis didepan uwa saya, akhirnya uwa saya mau pergi ke tempat pembelian
tiket bus travel Safari Dharma Raya. Setelah tiket dibeli uwa saya bingung dia
harus ngoming apa ke ayah saya, dan saya pun baru berani bicara lewat tlp oleh
ayah saya pas hari saya ingin berangkat ke Jakarta. Reaksi ayah saya pun lebih
kaget dan panic disbanding yang sebelumnya, karena mungkin tidak bisa
ngebayangin saya jalan pulan sendirian ke Jakarta selama 3 hari 3 malam di
jalan sementara saya anak rumahan yang kalau berangkat sekolah dari rumah saya
di kalibata ke lenteng agung saja dianterin atau pake ojek. Awalnya yaha tidak mengizinkan dan malah mau
mengusahakan untuk membelikan saya tiket pesawat, tapi saya bilang kalau saya
udah ga bisa nunggu lagi dan ingin segera bali ke Jakarta. Ayah langsung minta
Hpnya dikasih ke uwa saya karena ingin bicara, setelah ayah dan uwa saya bicara
beberapa menit dengan bahasa bima yang saya ga paham barulah HP tsb dikasih
lagi ke saya dan ayah kelihatan sangat khawatir dan sudh tidak marah lagi.
Selanjutnya
saya langsung packing dan siap-siap meluncur ke Jakarta, siap melewati
perjalanan panjang dan menyebrang 3 pulau. Start dari Bima pukul 08.00 pertama
saya berjalan melewati Sumbawa,
selanjutnya dari Sumbawa saya naik kapal ferry untuk menyebrang lautan ke Mataram
selama kurang lebih dua setengah jam. Sesampainya di Mataram saya berhenti di
salah satu rumah makan yang sudah jadi tempat pemberhentian bus-bus travel
untuk beristirahat dan mengisi perut, saya dan penumpang lain makan untuk
berbuka puasa disana. Saya makan gratis karena sudah dibayar sekalian dengan
harga tiket busnya. Selanjutnya saya terus melusuri perjalanan sampai ke Lombok
dan mampir lagi disalah satu rumah makan, sekitar jam 2 malam untuk sahur
disitu. Selanjutnya saya meneruskan perjalananan sampai ketempat pelabuhan untuk
menyebrang lautan lagi ke Bali. Setelah
sampai kapal yang saya naikin menunggu antrian untuk berlayar selama kurang
lebih 1 jam, lumayan lama saya dan penumpang lain menunggu antrian dan ternyata
itu juga merupakan perjalanan saya saat menyebrang lautan yang paling lama
selama kurang lebih 4 jam saya berada di kapal ferry untuk menyebrang lautan
menuju Bali. Ayah dan mamah saya pun sangat khawatir saat saya ingin menyebrang
ke Bali, mereka berpesan agar saya tidak berdiri diluar dan saya harus selalu
berada duduk di dalam kapal karena saat saya menyebrang ke Bali itu subuh
sekitar jam 4 subuh dimana angin dan ombak sedang kencang-kencangnya. Tapi Alhamdulillah
saya selamat dan tidak terjadi apa-apa.
Sesampainya
di Bali masih dalam kawasan pelabuhan ada petugas yang meriksa penumpang dan
saya sangat takut jika ditanyai identitas karena saya belum punya KTP karena
usia saya saat itu masih 16 tahun dan saya pula tidak membawa kartu pelajar.
Tetapi ternyata dugaan saya salah, petugas tersebut tidak detail memeriksa
sampai menanyakan identitas penumpan satu persatu dan akhirnya saya pun lega.
Selanjutnya saya melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan suasana kebudayaan
di Bali sangat kental saya rasakan. Melewati pantai kuta yang sangat indah dan
berhenti ditempat penjual souvenir-souvenir. Saya pun membeli oleh-oleh berupa
gelang yang terbuat dari kerang lucu unik dan harganya pun lumayan murah.
Penumpang lain yang beragama non islam atau yang beragama islam tapi tidak
sedang berpuasa mereka makan di rumah makan yang dekat penjual souvenir. Setelah selesi waktu istirahatnya bus saya
kembali meluncur meneruskan perjalanan ke pelabuhan di Bali untuk menyebrang ke
Pulau Jawa. Yeay akhirnya saya sudah mau sampai ke Pulau tempat dimana rumah saya
berada otomatis saya berfikir bahwa perjalanan saya sebentar lagi sampai.
Sesampainya
di Pelabuhan tempat untuk menyebrang lautan ke Pulau Jawa, saat sudah masuk
kapal saya bisa lihat Pelabuhan tujuan saya di Pulau Jawa. Memang Pelabuhannya
sangat dekat dan menyebrangnya pun tidak
sampai berjam-jam hanya kurang lebih setengah jam saja sudah sampai. Didalam kapal
banyak sekali touris-touris manca Negara yang saya temui. Tidak aneh sih memang
karena Bali merupakan tempat destinasi wisata terbaik yang terkenal di manca Negara.
Sesampainya di Pulau Jawa saya kembali meneruskan perjalanan dan berhenti di
malang untuk beristirahat dan berbuka puasa di salah satu restaurant disana.
Suasana disana yang saya rasakan berbeda dengan ditempat yang lain disana
hawanya saat malam hari sangat terasa dingin, sehingga saya tidur di bus dengan
dibalut selimut tebal dan menggunakan jaket. Saya bus meneruskan perjalanan
selalu mengoleskan minyak kayu putih ditangan dan dikaki, hingga sampai di
kawasan pasir putih cikampek saya kembali turun dan beristirahat sekalian makan
sahur disalah satu restaurant disana, setelah itu kembali meneruskan perjalanan
hingga berhenti disalah satu pom bensisn disana dan bus yang saya naiki
mengeluarkan asap yang sangat ngebul dan hitam seluruh penumpang panik termasuk
saya, saya langsung buru-buru keluar bus, sambil menunggu bus disservice saya
shalat di dan ganti baju di musholah dekat pom bensin. Setelah busnya sudah
bisa jalan kembali saya kembali meneruskan perjalanan sampai ke Jakarta di terminal
Pulogadung. Sesampainya disana saya dijemput oleh mamah dan ayah saya. Pas
melihat saya mamah saya langsung memeluk saya dan ayah saya juga langsung
menghampiri saya. Selama perjalanan mereka sangat khawatir bahkan menelpon saya
sampai 3 kali bahkan bisa 4 kali sehari terutama saat saya ingin menyebrang
lautan.
Saya
sangat menikmati perjalanan saya, karena ini pengalaman pertama saya naik bus
dalam perjalanan jauh tidak tanggung-tanggu 3 hari 3 malam di jalan dan
pengalaman pertama pula naik kapal ferry nyebrang lautan sampai 3 kali. Ini merupakan
pengalam yang tak kan saya lupakan dan sangat berkesan bagi saya sampai saat
ini.
Nama : Ainul Mawaddah
NPM : 10213491
Kelas : 4EA17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar