Selasa, 13 Juni 2017

Berkelana di 3 Pulau

Ketika saya kelas 2 SMA saat bulan Ramadhan tiba saya ingin sekali berlibur ke rumah nenek saya di Bima NTB (Nusa Tenggara Barat) karena dari saya kecil sampai saya kelas 2 SMA saya belum pernah ke umah nenek saya. Keinginan saya pun akhirnya terwujud tiket pesawat untuk pemberangkatan pun sudah dipesan namun sayang jadwal kebrangkatan jatuh pada hari sebelum saya libur sekolah, alhasil saya harus izin selama 1 minggu tidak masuk sekolah.
Saya pergi kesana bersama uwa dan nenek saya.  Awalnya saya kira saya akan betah di tanah kelahiran ayah saya itu, tetapi ternyata keadaan disana saya merasa beda dengan Susana di Jakarta terlebih disana tidak ada ayah sama mamah saya. Baru tinggal disana selama satu minggu saya sudah rindu sekali dengan keluarga saya yang di Jakarta. Meskipun disana nenek dan uwa saya sangat memanjakan saya dengan dimasakin masak-masakan kesukaan saya tapi tetap saja saya merasa beda dengan di Jakarta.
Akhirnya saya setelah seminggu saya disana saya langsung menelpon ayah saya untuk dipesankan tiket untuk pulang ke Jakarta. Ayah saya kaget karena awalnya rencana saya, saya ingin lebaran disana tapi lebaran masih kurang 1 minggu saya sudah minta pulang ke Jakarta. Akhirnya ayah sempat kesal dengan saya karena dianggap saya plin-plan, dan karena juga tiket pesawat untuk pulang ke Jakarta sudah dipesan untuk tanggal setelah lebaran.
Karena ayah saya marah saya takut untuk minta beliin tiket lagi akhirnya saya nekat ngasih uang jajan saya yang dikasih oleh ayah, mamah, dan nenek saya dibandara untuk bekal saya selama di Bima untuk membeli tiket bus travel tujuan Jakarta. Awalnya uwa saya tidak setuju karena takut ayah saya marah. Tapi setelah saya bujuk dan nangis didepan uwa saya, akhirnya uwa saya mau pergi ke tempat pembelian tiket bus travel Safari Dharma Raya. Setelah tiket dibeli uwa saya bingung dia harus ngoming apa ke ayah saya, dan saya pun baru berani bicara lewat tlp oleh ayah saya pas hari saya ingin berangkat ke Jakarta. Reaksi ayah saya pun lebih kaget dan panic disbanding yang sebelumnya, karena mungkin tidak bisa ngebayangin saya jalan pulan sendirian ke Jakarta selama 3 hari 3 malam di jalan sementara saya anak rumahan yang kalau berangkat sekolah dari rumah saya di kalibata ke lenteng agung saja dianterin atau pake ojek.  Awalnya yaha tidak mengizinkan dan malah mau mengusahakan untuk membelikan saya tiket pesawat, tapi saya bilang kalau saya udah ga bisa nunggu lagi dan ingin segera bali ke Jakarta. Ayah langsung minta Hpnya dikasih ke uwa saya karena ingin bicara, setelah ayah dan uwa saya bicara beberapa menit dengan bahasa bima yang saya ga paham barulah HP tsb dikasih lagi ke saya dan ayah kelihatan sangat khawatir dan sudh tidak marah lagi.
Selanjutnya saya langsung packing dan siap-siap meluncur ke Jakarta, siap melewati perjalanan panjang dan menyebrang 3 pulau. Start dari Bima pukul 08.00 pertama saya  berjalan melewati Sumbawa, selanjutnya dari Sumbawa saya naik kapal ferry untuk menyebrang lautan ke Mataram selama kurang lebih dua setengah jam. Sesampainya di Mataram saya berhenti di salah satu rumah makan yang sudah jadi tempat pemberhentian bus-bus travel untuk beristirahat dan mengisi perut, saya dan penumpang lain makan untuk berbuka puasa disana. Saya makan gratis karena sudah dibayar sekalian dengan harga tiket busnya. Selanjutnya saya terus melusuri perjalanan sampai ke Lombok dan mampir lagi disalah satu rumah makan, sekitar jam 2 malam untuk sahur disitu. Selanjutnya saya meneruskan perjalananan sampai ketempat pelabuhan untuk menyebrang lautan lagi ke Bali.  Setelah sampai kapal yang saya naikin menunggu antrian untuk berlayar selama kurang lebih 1 jam, lumayan lama saya dan penumpang lain menunggu antrian dan ternyata itu juga merupakan perjalanan saya saat menyebrang lautan yang paling lama selama kurang lebih 4 jam saya berada di kapal ferry untuk menyebrang lautan menuju Bali. Ayah dan mamah saya pun sangat khawatir saat saya ingin menyebrang ke Bali, mereka berpesan agar saya tidak berdiri diluar dan saya harus selalu berada duduk di dalam kapal karena saat saya menyebrang ke Bali itu subuh sekitar jam 4 subuh dimana angin dan ombak sedang kencang-kencangnya. Tapi Alhamdulillah saya selamat dan tidak terjadi apa-apa.
Sesampainya di Bali masih dalam kawasan pelabuhan ada petugas yang meriksa penumpang dan saya sangat takut jika ditanyai identitas karena saya belum punya KTP karena usia saya saat itu masih 16 tahun dan saya pula tidak membawa kartu pelajar. Tetapi ternyata dugaan saya salah, petugas tersebut tidak detail memeriksa sampai menanyakan identitas penumpan satu persatu dan akhirnya saya pun lega. Selanjutnya saya melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan suasana kebudayaan di Bali sangat kental saya rasakan. Melewati pantai kuta yang sangat indah dan berhenti ditempat penjual souvenir-souvenir. Saya pun membeli oleh-oleh berupa gelang yang terbuat dari kerang lucu unik dan harganya pun lumayan murah. Penumpang lain yang beragama non islam atau yang beragama islam tapi tidak sedang berpuasa mereka makan di rumah makan yang dekat penjual souvenir.  Setelah selesi waktu istirahatnya bus saya kembali meluncur meneruskan perjalanan ke pelabuhan di Bali untuk menyebrang ke Pulau Jawa. Yeay akhirnya saya sudah mau sampai ke Pulau tempat dimana rumah saya berada otomatis saya berfikir bahwa perjalanan saya sebentar lagi sampai.
Sesampainya di Pelabuhan tempat untuk menyebrang lautan ke Pulau Jawa, saat sudah masuk kapal saya bisa lihat Pelabuhan tujuan saya di Pulau Jawa. Memang Pelabuhannya sangat dekat dan menyebrangnya pun  tidak sampai berjam-jam hanya kurang lebih setengah jam saja sudah sampai. Didalam kapal banyak sekali touris-touris manca Negara yang saya temui. Tidak aneh sih memang karena Bali merupakan tempat destinasi wisata terbaik yang terkenal di manca Negara. Sesampainya di Pulau Jawa saya kembali meneruskan perjalanan dan berhenti di malang untuk beristirahat dan berbuka puasa di salah satu restaurant disana. Suasana disana yang saya rasakan berbeda dengan ditempat yang lain disana hawanya saat malam hari sangat terasa dingin, sehingga saya tidur di bus dengan dibalut selimut tebal dan menggunakan jaket. Saya bus meneruskan perjalanan selalu mengoleskan minyak kayu putih ditangan dan dikaki, hingga sampai di kawasan pasir putih cikampek saya kembali turun dan beristirahat sekalian makan sahur disalah satu restaurant disana, setelah itu kembali meneruskan perjalanan hingga berhenti disalah satu pom bensisn disana dan bus yang saya naiki mengeluarkan asap yang sangat ngebul dan hitam seluruh penumpang panik termasuk saya, saya langsung buru-buru keluar bus, sambil menunggu bus disservice saya shalat di dan ganti baju di musholah dekat pom bensin. Setelah busnya sudah bisa jalan kembali saya kembali meneruskan perjalanan sampai ke Jakarta di terminal Pulogadung. Sesampainya disana saya dijemput oleh mamah dan ayah saya. Pas melihat saya mamah saya langsung memeluk saya dan ayah saya juga langsung menghampiri saya. Selama perjalanan mereka sangat khawatir bahkan menelpon saya sampai 3 kali bahkan bisa 4 kali sehari terutama saat saya ingin menyebrang lautan.
Saya sangat menikmati perjalanan saya, karena ini pengalaman pertama saya naik bus dalam perjalanan jauh tidak tanggung-tanggu 3 hari 3 malam di jalan dan pengalaman pertama pula naik kapal ferry nyebrang lautan sampai 3 kali. Ini merupakan pengalam yang tak kan saya lupakan dan sangat berkesan bagi saya sampai saat ini.


Nama : Ainul Mawaddah
NPM : 10213491
Kelas : 4EA17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar